waroengmedia.com – Jejaring sosial dihebohkan dengan video penggerebekan sebuah restoran Padang di Cirebon yang dilakukan sekelompok orang dari Persatuan Restoran Padang Cirebon (PRMPC). Video berdurasi satu menit tersebut menampilkan aksi peninjauan sebuah restoran yang berlabel “masakan Padang” namun bukan milik masyarakat adat Minang.

Peristiwa ini terjadi di suatu tempat di Cirebon yang sedang berjejer beberapa warung makan. Tiga anggota PRMPC terlihat mendatangi sebuah restoran di Padang untuk melakukan pemeriksaan.

Dalam video yang dibagikan akun TikTok @ipedupa pada Kamis (24/10), salah satu anggota PRMPC langsung mengambil langkah menghilangkan tulisan “Cuina Padang” yang menempel di kaca restoran tersebut. Identitas organisasi mereka terlihat jelas dari tulisan “PRMPC” di bagian belakang pakaian yang mereka kenakan.

Foto: TikTok/@ipedupa

Tindakan ini rupanya merupakan bagian dari upaya PRMPC untuk mengendalikan penggunaan label “Masakan Padang” di wilayah Cirebon. PRMPC menindak tegas restoran yang menggunakan brand Padang namun pemiliknya bukan warga Minang.

Dalam postingan di akun Facebooknya, Ketua PRMPC Eriyanto mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang mendukung pemanggilannya. Aplikasi ini didukung penuh oleh IKM Kabupaten Cirebon dan HKMRS Kota Cirebon.

UCAPAN TERIMA KASIH Atas nama PRMPC, kami mengucapkan terima kasih kepada IKM Kabupaten Cirebon, HKMRS Kota Cirebon serta seluruh pengurus dan anggota PRMPC yang mendukung gugatan kami terhadap RM Makan Murah Group pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2024 Kota Cirebon perihal berhak menggunakan brand ‘Masakan Padang’ untuk usahanya,” tulis Eriyanto, dikutip waroengmedia.com oleh X @Jominangg Selasa (29/10) ini.

Foto: X/@Jominangg

Hasil pemanggilan tersebut membuahkan hasil seperti yang diharapkan PRMPC dimana RM Makan Murah akhirnya bersedia melepas stiker “Masakan Padang”. Kerjasama yang terjalin antar berbagai pihak diyakini sangat berguna untuk mencapai tujuannya.

“Berkat kerjasama dan dukungan dari IKM dan HKMRS, sesuai harapan kami, grup RM Makan Murah telah melepas label “Masakan Padang”. .” Terima kasih sayang Cirebon, 4 Oktober 202. Salam (ERIYANTO) Ketua PRMPC,” jelasnya.

Video tersebut mendapat reaksi beragam dari warganet. Mereka mempertanyakan pendekatan PRMPC yang tidak tepat karena melarang masyarakat dari daerah lain menjual makanan asal Padang. Namun ada juga yang setuju dengan sikap PRMPC.

“Kalau benar ada larangan menjual makanan Minang, padahal dia bukan bangsa Minang, bagaimana kita bisa menjual bakso, pecel lele, pempek, dan lain-lain yang bukan makanan Minang?” tanya @ aritato46.

Dikabarkan juga RM Padang hanya melayani masyarakat Padang, kata @maslieserhaje.

“Bisnis kita harus setuju dengan yang ada di brand Minang. Isinya harus Minang. Kan, ini perbuatan bapak yang menghilangkan brand tersebut,” kata @football_fans_5780.

“Saya setuju dengan tindakan IKM ini, mohon yang bukan dari luar Minang boleh buka restoran, tapi jangan pakai nama masakan Padang, masakan Padang milik orang Minang,” kata @ahmad23351 .

Foto: TikTok/@ipedupa

Tak lama kemudian, saat viral di media sosial, Eriyanto memberikan klarifikasi lebih lanjut mengenai latar belakang tindakan PRMPC. Menurutnya, ada sekitar 20 restoran murah di kawasan Cirebon yang mengikuti tren harga murah seperti di Jogja.

“Assalamualaikum mohon maaf sebesar-besarnya mas. Ada yang perlu kami klarifikasi mengenai permasalahan ini. Ada sekitar 20 rumah makan murah di kota dan kabupaten Cirebon yang juga menawarkan harga murah. Kami yakin usaha-usaha yang ada ini mengikuti tren yang diterapkan oleh Gent jogja , dengan harga 8.000 hingga Rp 9.000,” jelasnya.

PRMPC menegaskan, tujuan utamanya adalah melestarikan nilai kuliner Padang dan silaturahmi masyarakat Minang di Cirebon. Harapan mereka adalah dapat menjalin kerjasama yang baik dalam memperjuangkan eksistensi kuliner Padang.

Namun harapannya kita bisa bersama-sama memperjuangkan kuliner Padang agar tetap ada nilainya bagi masyarakat kita (masyarakat Minang). Tujuan kita di Kota Cirebon adalah menjaga persatuan dan kesatuan, jelasnya di akun Facebook-nya. .

Foto: X/@Jominangg

Eriyanto menjelaskan pandangannya mengenai penggunaan merek masakan Padang di Cirebon dalam jangka panjang. Menurut dia, PRMPC tidak bermaksud melarang pihak lain memproduksi nasi Padang atau menggunakan hak paten masakan Padang.

Kita tidak melarang orang lain memproduksi beras Padang, malah saya pribadi senang ada pihak lain yang mempopulerkan khasiat Padang. Kita juga tidak melarang penggunaan beras Padang. paten masak, tapi jangan sampai mematikan usaha masyarakat yang sudah lama bergelut di sini,” imbuhnya.

Meski tidak berada di tanah air, Eriyanto menekankan pentingnya tidak mematikan usaha orang lain. Ia juga mengungkapkan, warga sekitar mendukung penuh aksi PRMPC tersebut.

“Memang benar kami bekerja di tempat yang bukan tanah kami, tapi kami tidak boleh keluar. Tetangga di sini juga memberikan segalanya, saudara. Wajar kalau mereka pro dan kontra, itu wajar. Sekali sekali lagi saya pengurus paguyuban pangan kota Cirebon berharap hal baik ini bisa terwujud bersama-sama, tutupnya.