waroengmedia.com – Sepertinya kita harus mulai mewaspadai kebiasaan kita duduk di depan laptop dalam waktu lama. Apalagi bagi mereka yang sering bekerja atau belajar tanpa istirahat.
Seorang wanita bernama Gina baru-baru ini membagikan kisahnya di akun TikTok @ghinaandherlife. Di usianya yang ke-23, Gina sempat diduga terkena stroke karena gejala yang dialaminya.
Gina menjelaskan, awalnya ia mengalami sakit kepala yang tak kunjung hilang selama sebulan. Dia bahkan mencoba meminum obat penghilang rasa sakit. Terakhir, ia dirujuk ke dokter saraf dan menjalani CT scan.
“23 tahun, suspek stroke, sakit kepala tak kunjung reda selama sebulan, obat pereda nyeri tak mempan,” tulis Gina dalam postingannya.
Foto: TikTok/@ghinaandherlife
Saat hasil CT scan keluar, dokter memastikan tidak ada tumor. Namun dokter mencurigainya terkena stroke karena lidahnya masih terlihat robek. Gina disarankan menjalani prosedur pencitraan lanjutan (MRI) untuk memastikan kondisinya.
“MRInya baru seminggu lagi, tapi dokter curiga stroke karena lidahnya bengkok,” ujarnya.
Foto: TikTok/@ghinaandherlife
Sayangnya, rumah sakit sebelumnya membutuhkan waktu untuk merencanakan MRI. Sehingga Gina harus mencari rumah sakit lain untuk mempercepat prosedurnya.
Terakhir ia berangkat ke RSPON Kementerian Kesehatan Mahar Marjono. Untuk pemeriksaan di rumah sakit ini, Gina harus menemui empat dokter berbeda dalam waktu dua minggu.
“Saya kembali menemui empat dokter berbeda dalam dua minggu,” katanya.
Foto: TikTok/@ghinaandherlife
Saat hasil MRI keluar, ia merasa lega karena tidak ada tanda-tanda pendarahan. Sebaliknya, ia didiagnosis menderita sindrom nyeri leher kronis.
Dengan sindrom leher lurus, Gina mengalami nyeri mulai dari kepala hingga punggung dan lengan. Dokter menyarankannya untuk istirahat panjang untuk mengurangi penggunaan laptop dan meningkatkan pandangannya.
“Saya mengidap sindrom misplaced neck kronis yang menyebabkan nyeri di kepala, bahu, punggung, dan lengan,” kata Gina.
Saran dokter, istirahatlah dalam waktu lama agar tidak terlalu banyak menghabiskan waktu di depan laptop, ujarnya.
Foto: TikTok/@ghinaandherlife
Selain itu, prosedur EMG juga dilakukan, termasuk suntikan untuk memantau impuls saraf dan aktivitas saraf. Saat hasilnya keluar, Gina bersyukur dengan keberadaannya.
Alhamdulillah hasil EMGnya bagus, kata Gina.
Perjalanan Gina menuju kesembuhan tidak berhenti sampai di situ. Ia mempelajari fisioterapi, latihan renang punggung, dan dokter rehabilitasi medis. Terapi ini dilakukan untuk mencegah tulang leher semakin bengkok.
Jika Anda tidak mengetahuinya, tulang leher Anda bisa membungkuk ke depan, membuat rasa sakitnya semakin tak tertahankan.
Dokter menjelaskan bahwa sindrom leher lurus merupakan penyakit degeneratif yang baru ditemukan pada abad ke-21. Sindrom ini sering menyerang generasi muda yang memanfaatkan jam kerja untuk bermain gadget.
Gina berharap pengalamannya bisa menjadi pengingat bagi lebih banyak orang untuk lebih memperhatikan kesehatannya. Apalagi bagi karyawan yang sebagian besar jam kerjanya dihabiskan di depan layar.
“Jadi tolong perhatikan hal bagus ini!!” Dia menekankan.
Foto: TikTok/@ghinaandherlife
Kisah Gina mendapat banyak tanggapan dari netizen yang berbagi pengalaman serupa dan menyatakan simpati. Banyak orang ingat untuk menjaga kesehatan mereka sendiri. “Hebat… Kak dan aku sering sakit kepala, bahu dan lengan… Aku harus menjaga postur tubuh dan mengurangi konsumsi gadget,” komentar @__est2003.
“Baru ngerti. Segala sesuatu yang berlebihan itu gak baik, apapun itu, makanya Allah wujudkan peringatan-Nya pada penyakit-penyakit baru,” kata @donutenak.
@n.aulianormalisa menulis: “Untuk remaja yang sehat dan waras. Teknologi masa depan akan lebih maju dan membuat kita terus maju dengan teknologi ini.”
“Misalnya nonton laptop berjam-jam gak gerak kemana-mana. Kepala di gerakin kaya senam, baru tau kalau aku mengidap penyakit ini. Dan itu menakutkan,” kata @NurnaticTok.