waroengmedia.com – Berawal dari pertengkaran yang melibatkan pelaku DT, seorang sopir, dan Lady Aurelia, dokter residen RS Fatima Kota Palembang, adik Lutfi. Kasus penyiksaan terhadap Muhammad Lutfi, dokter residen Fakultas Kedokteran (Unsri) Universitas Sriwijaya (FC) terus menjadi sorotan publik.

Berawal dari adu mulut dengan pelaku, DT, seorang sopir dan Lady Aurelia, bos Lutfi di RS Fatima Kota Palembang. Kejadian di sebuah kafe di kawasan Demang Lebar Bawah, Palembang, terekam video dan viral.

Kabarnya bermula ketika anggota keluarga Lady, termasuk ibunya Lina Dedi, memutuskan bertemu dengan Pak Lutfi untuk membahas jadwal piket yang sudah mencapai tahap kritis. Sopir Lina, D.T. Pertemuan itu memanas karena dia merasa almarhum tidak menanggapi permintaan Lina secara memadai.

Alhasil, rentetan pukulan dilancarkan DT hingga membuat Lutfi terluka dan frustasi. Sebelumnya, keluarga pelaku ingin menyelesaikan masalah secara damai, namun keluarga korban menolak dan menginginkan keadilan melalui jalur hukum. Kisah tersebut tak hanya memicu perdebatan mengenai kekerasan tersebut, namun juga mengungkap rahasia keluarga Lady Aurelia.

Dirangkum waroengmedia.com pada Sabtu (14/12) dari berbagai sumber, berikut kronologi dokter Pesantren FC Unsri yang diburu masalah jadwal.

1. Berawal dari keluhan Lady Lady tentang buruknya sistem piket.

Foto: X/@satria_gigin

Konflik bermula ketika Lady Aurelia merasa tidak puas dengan rencana aksi piket yang dilakukan Lutfi, direktur asrama RSUD Kota Fatima. Menurut Titis Rahmavati, pengacara keluarga Lady, Lady merasa beban proses tersebut terlalu berat dan mengadu kepada ibunya. Lina Dedi kemudian mengatur untuk membicarakan permasalahan tersebut dengan korban.

Titis menjelaskan, tingkat stres yang dialami peserta magang berbeda-beda tergantung lingkungan dan beban kerja. “Stress masyarakat tidak bisa diukur, apalagi mereka baru dikirim ke desa,” kata Titis, seperti dikutip waroengmedia.com dari Merdeka.com.

Namun Titis membantah pemberitaan di media sosial yang menyebut Lady menolak jadwal berlibur ke Eropa. Menurutnya, informasi tersebut berlebihan dan tidak berdasar. Ia juga mengimbau masyarakat untuk bertindak bijak dalam menyikapinya.

2. Bertemu Lady Lady di salah satu kafe.

Foto: X/@satria_gigin

Lina mengatur pertemuan dengan Dedi Lutfi untuk membahas perselisihan yang sedang berlangsung di sebuah kafe di kawasan Demang Lebar Bawah, Palembang. Lina membawa Lady dan sopirnya DT ke pertemuan tersebut. Sebelum Lina dan Lutfi bertengkar, situasi pertama tampak biasa saja.

Dalam pertemuan tersebut, Lina mencoba mengklarifikasi keluhan putranya. “Ibu L.N ingin dia ngobrol dengan korban, mungkin dia mengira anaknya tidak bisa ngobrol dengan teman-temannya,” kata Titis Rahmavati, kuasa hukum Lina.

Namun saat berdiskusi, Pak Lutfi mengaku tidak memberikan tanggapan sesuai harapan. Hal ini memicu pemikiran DT yang bereaksi berlebihan.

3. Sopir Lina marah dan langsung memukul korban.

Foto: X/@satria_gigin

Kejadian brutal mendadak terjadi saat DT melihat korban tidak merespon Lina dengan baik. Dalam video tersebut, D.T mengenakan baju berwarna merah. Beberapa kali ia melayangkan pukulan ke arah Lutfi.

Kuasa hukum DT, Titis Rahmavati, menjelaskan alasan kliennya mengambil langkah tersebut. Menurut dia (pelaku D.T.) korban tidak menjawab, kalau orang tidak menjawab ya tidak menjawab, makanya dia (D.T.) marah-marah,” kata Titis.

Akibatnya, Pak Lutfi mengalami beberapa luka dan dirawat di RS Bhayangkara Palembang. Keluarga korban melapor ke Polda Sumsel untuk mencari keadilan.

4. Kondisi korban.

Foto: YouTube/Liputan6

Pasca kejadian tersebut, Pak Lutfi sempat dirawat di rumah sakit hingga pulih. Cedera akibat kejadian tersebut membuat Lutfi membutuhkan waktu untuk pulih secara fisik dan mental.

Ayah Lutfi, Wahyu Hidayat mengaku sedih dengan kejadian tersebut. “Kami sekeluarga Lutfi sangat berduka atas kejadian yang menimpa putra kami,” kata Wahu. Ia menambahkan, pihak keluarga saat ini fokus pada kesembuhan anak tersebut, namun proses hukum masih terus berjalan.

5. Netizen menyebarkan foto orang tua Lady.

Foto: X/@BenksWinalso

Hal ini pula yang membawa nama orang tua Lady. Ayah Lady, Dedi Mandarsyah diketahui berprofesi sebagai PUPR dan memiliki kekayaan bersih Rp9,42 miliar menurut data LHKPN. Aset dengan kas dan setara kas sebesar Rp 6,72 miliar.

Disusul harta bergerak lainnya senilai Rp830 juta, real estate senilai Rp750 juta, surat berharga senilai Rp670 juta, dan mobil Honda CRV 2019 senilai Rp450 juta. Sedangkan ibunda Lady, Lina Dedi dikenal sebagai artis kondang di Palembang dengan brand “Lady’s Tenun Classic”. Tak hanya itu, Lina yang bekerja sebagai direktur sebuah perusahaan minyak menjadikannya salah satu wanita tersukses di kawasan. Kini, kehidupan keluarga Lady ada di jejaring sosial. Banyak yang berspekulasi bahwa hasil kasus ini mungkin mirip dengan kisah Mario Dandy.

6. Upaya rekonsiliasi yang dilakukan perempuan tersebut ditolak oleh keluarga korban.

Foto: Freepik.com

Setelah kejadian ini, keluarga Lady menjelaskan melalui pengacaranya bahwa mereka ingin menyelesaikan situasi tersebut secara damai. Mereka meminta maaf kepada korban dan berharap kasus ini berakhir damai demi kebaikan kedua belah pihak.

“Kami akan berusaha melakukan sesuatu secara damai. Jika kami akan dipenjara, kami akan mengikuti hukum,” kata Titis Rahmavati.

Namun seruan perdamaian tersebut ditolak oleh keluarga korban. Ayah Lutfi menegaskan dia masih ingin melakukan sesuatu demi keadilan. Hingga saat ini, hubungan kedua keluarga tersebut belum terjalin dengan baik.