waroengmedia.com – Film Tanduk Shetan merupakan salah satu karya terbaru bergenre horor Indonesia yang berhasil menyita perhatian penonton dengan pendekatan cerita yang unik. Disutradarai oleh Amri R. Suvardi dan Bobby Prasetyo, film ini menceritakan dua kisah terpisah yang saling berhubungan dan mengangkat tema kelahiran dan kematian dalam konteks okultisme dan budaya lokal. Berlatar belakang kabupaten Benten, film ini tidak hanya menyampaikan ketegangan namun juga pesan moral yang mendalam tentang dosa dan konsekuensinya.
Dalam dunia film horor, “Devil’s Horn” mencoba memberikan pandangan baru terhadap siklus hidup manusia dengan memadukannya dengan fenomena supernatural. Hal ini tercermin dari penggunaan simbolisme matahari terbit dan terbenam sebagai representasi kelahiran dan kematian, sesuai hadis yang menginspirasi film tersebut. Penonton diajak merenungkan makna setiap adegan, dan unsur horor dihadirkan dengan cara yang tidak konvensional. Sinopsis Tanduk Setan
Tanduk Setan dibagi menjadi dua bagian utama: kelahiran dan kematian.
Kelahiran: Ceritanya berkisah tentang Jaya (Boy Muhammad) yang sedang menantikan kelahiran anaknya Sumirah (Noor Mayati). Namun proses kelahirannya tidak berjalan mulus dan Jaya dilanda kebingungan dan ketidakpastian. Selama perjalanannya, kehadiran makhluk gaib tak henti-hentinya menghantui mereka dan menambah ketegangan saat mereka menghadapi berbagai mitos dan okultisme yang ada di masyarakat.
Kematian: Angsuran kedua berfokus pada Noor (Taskya Namya) yang berisiko kematian ibunya karena praktik implantasi di masa lalu. Dalam cerita ini, dinamika keluarga dan ketidakmampuan mengatasi masa lalu menjadi pusat konflik tokoh utama.
Film tersebut tidak hanya mengandung unsur horor, tetapi juga kritik sosial terhadap masyarakat, terutama terkait ketersediaan layanan kesehatan dan tradisi okultisme yang masih hidup hingga saat ini. Alasan menonton Devil’s Horns.
Ada beberapa alasan untuk melihat Tanduk Setan:
– Kisah unik menghadirkan pendekatan baru pada genre horor dengan menggabungkan dua cerita menjadi satu film bertema kelahiran dan kematian.
– Representasi budaya lokal Film ini berhasil menangkap nuansa budaya Banten dengan bahasa dan tradisi lokal yang membedakannya dengan film horor lainnya.
– Pesan moral Selain ketegangan, film ini menyampaikan pesan tentang pentingnya memahami dosa masa lalu dan dampaknya terhadap kehidupan saat ini.
– Visual yang Menarik Meskipun ada beberapa kritik terhadap aspek teknis, penggunaan lokasi yang meyakinkan dan sinematografi yang kreatif menambah daya tarik visual film ini.