Vientiane. Pleno tersebut dipimpin oleh Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone, dan dihadiri oleh para pemimpin negara anggota ASEAN, perwakilan non-politik Myanmar, Perdana Menteri Timor Timur, dan Sekretaris Jenderal ASEAN.

Dalam pertemuan ini, Perdana Menteri Sonexay juga mengundang Ketua Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) sebagai tamu Keketuaan ASEAN. Pertemuan ini membahas perkembangan perkembangan komunitas ASEAN dan hubungan eksternal ASEAN dengan mitra dan sahabatnya.

Mengawali sambutannya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi atas dukungan dan kerja sama negara-negara anggota ASEAN terhadap Indonesia, khususnya pada masa kepemimpinan Indonesia pada tahun 2023. Kemudian Wakil Presiden Ma’ruf Amin merefleksikan perjalanan Indonesia di ASEAN selama ini. dekade ini, dimulai dengan penerapan Perspektif Indo-Pasifik ASEAN (AOIP), integrasi ekonomi melalui Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), dan aksesi Timor Timur.

Namun, kita tidak bisa berpuas diri di dunia yang terus berubah dengan cepat. Tantangan ke depan menuntut ASEAN untuk terus beradaptasi dan bekerja sama lebih erat, tegas Ma’ruf.

Dalam kesempatan tersebut, Ma’ruf menyampaikan tiga hal terpenting yang harus dilakukan ASEAN ke depan. Pertama, upaya kolektif untuk menjaga stabilitas kawasan melalui penerapan AOIP sebagai acuan utama arsitektur kawasan yang inklusif dan berpusat pada ASEAN.

Kedua, inovasi di layar melalui kemajuan teknologi dan digitalisasi. RCEP merupakan platform inovasi ASEAN untuk bersaing di era baru perekonomian global yang semakin terintegrasi dan berkelanjutan. Untuk itu, Indonesia mendukung masuknya anggota baru dalam perjanjian perdagangan ini.

Ketiga, kompas berkelanjutan bagi ASEAN untuk tetap mampu beradaptasi dan merespons tantangan seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kelangkaan air.

“ASEAN harus terus berkomitmen terhadap pembangunan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi tetapi juga keberlanjutan,” kata Wakil Presiden Maruf Amin.

Selain membahas isu-isu strategis regional, para pemimpin ASEAN juga menyampaikan simpatinya atas kehancuran yang ditimbulkan Topan Yaki di Filipina, Vietnam, Laos, Thailand, dan Myanmar. Perdana Menteri Sonexay selaku ketua ASEAN 2024 juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi Indonesia terhadap pembangunan komunitas ASEAN di bawah kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo, termasuk perumusan visi untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat regional. perkembangan.

Melalui pertemuan ini, para pemimpin negara anggota ASEAN sepakat untuk mengadopsi 56 dokumen hasil kepemimpinan Laos di ASEAN pada tahun 2024. Selain itu, para pemimpin ASEAN juga mencatat kemajuan dalam penyusunan rencana strategis setiap pilar sebagai dokumen eksekutif Visi ASEAN 2045.

Rencana Strategis Masyarakat Ekonomi ASEAN 2026-2030 yang disusun oleh High Level Task Force on ASEAN Economic Integration dilaporkan telah mencapai 71%. Rencana Strategis tersebut akan diadopsi oleh para pemimpin ASEAN bersamaan dengan Visi ASEAN 2045 pada KTT ASEAN ke-46 pada bulan Mei 2025. Turut mendampingi Wakil Presiden Republik Indonesia pada pleno KTT ASEAN ke-44, bidang hukum dan keamanan serta Menteri Luar Negeri.