Awas mental health amblas! Ini 6 tanda kamu kerja di startup yang toxic

waroengmedia.com – Bekerja di startup seringkali dianggap sebagai pilihan menarik dan menantang bagi mereka yang mencari dinamika kerja berbeda. Startup dikenal dengan lingkungan kerja yang fleksibel, penuh inovasi dan jauh dari kesan formal seperti di perusahaan korporasi. Banyak yang tertarik dengan janji “pertumbuhan karier yang pesat” dan kesempatan untuk belajar banyak dalam waktu singkat.

Namun, dibalik manfaat tersebut terdapat sisi gelap yang seringkali luput dari perhatian. Cukup banyak karyawan yang terjebak dalam lingkungan kerja awal yang beracun dimana tekanan kerja yang berlebihan, manajemen yang buruk dan pengabaian terhadap kesejahteraan karyawan diabaikan. Semua itu dapat berdampak buruk terutama pada kesehatan mental yang harus dijaga agar dapat berfungsi secara maksimal.

Menjaga kesehatan mental dalam bekerja sangatlah penting, terutama di dunia startup yang seringkali menuntut Anda untuk bekerja lebih keras dan cepat. Jika Anda merasa ada yang tidak beres dengan lingkungan kerja Anda, hal itu mungkin terjadi karena tempat kerja Anda menunjukkan tanda-tanda toksisitas.

Berikut waroengmedia.com kumpulkan dari berbagai sumber, Jumat (18/10), enam tanda Anda mungkin bekerja di startup yang beracun dan saatnya waspada agar kesehatan mental Anda tidak terpuruk. 1. Beban kerja berlebihan tanpa batasan waktu yang jelas.

Foto: freepik.com

Di banyak startup, ada harapan bahwa seluruh karyawan harus “all-in” agar perusahaan bisa sukses. Hal ini terkadang berarti Anda harus bekerja di luar jam kantor, sering kali pada larut malam atau di akhir pekan.

Jika Anda sering diminta bekerja lembur tanpa batas waktu yang jelas, mungkin ini saatnya mempertimbangkan kembali apakah lingkungan kerja Anda sehat. Startup yang beracun cenderung mengabaikan batasan waktu kerja yang wajar dan berasumsi bahwa setiap detik harus didedikasikan untuk bekerja. 2. Tidak ada batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Salah satu daya tarik startup adalah fleksibilitas waktu. Namun fleksibilitas tersebut bisa menjadi bumerang jika manajemen atau tim HR tidak menetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu istirahat.

Misalnya, Anda diharapkan untuk “siap dipanggil” bahkan setelah jam kerja, atau Anda tiba-tiba diminta bekerja di malam hari karena tenggat waktu yang tiba-tiba. Jika Anda merasa tidak mempunyai waktu luang yang benar-benar bebas dari pekerjaan, maka lingkungan kerja Anda bisa menjadi beracun. 3. Pengelolaan yang tidak transparan dan seringkali kontradiktif.

Foto: freepik.com/KamranAydinov

Lingkungan kerja yang sehat ditandai dengan manajemen yang terbuka dan jujur. Namun, dalam startup yang beracun, keputusan sering kali diambil secara sepihak tanpa komunikasi yang jelas dengan tim.

Pemimpin atau manajemen yang cenderung menyembunyikan informasi penting atau sering mengambil keputusan mendadak tanpa alasan yang jelas dapat menimbulkan kebingungan dan ketidaknyamanan di kalangan karyawan. Jika Anda sering merasa kaget atau bingung dengan politik kantor, bisa jadi itu pertanda tempat kerja Anda beracun. 4. Tidak ada penghargaan atau pengakuan atas usaha karyawan.

Setiap karyawan pasti ingin diakui dan dihargai atas usahanya. Di startup yang beracun, karyawan sering kali merasa telah bekerja keras, namun usaha mereka sepertinya tidak pernah dihargai. Faktanya, dalam beberapa kasus, karyawan yang menunjukkan inisiatif dan dedikasi tidak pernah menerima feedback positif.

Jika Anda merasa sudah memberikan yang terbaik namun tak kunjung mendapat pengakuan, itu tandanya perusahaan Anda kurang menghargai karyawannya. 5. Janji yang tidak pernah ditepati.

Foto: freepik.com

Startup sering kali memikat calon karyawan dengan janji-janji besar, seperti pertumbuhan karier yang pesat, bonus besar, atau peluang untuk menjadi bagian dari sesuatu yang besar. Namun ketika janji tersebut terus tertunda atau tidak pernah ditepati, Anda harus berhati-hati.

Jika Anda pernah mendengar beberapa janji tentang promosi atau kenaikan gaji yang belum terwujud, bisa jadi perusahaan Anda hanya membuat janji kosong untuk menahan Anda tanpa memenuhi apa yang dijanjikan. 6. Budaya persaingan tidak sehat antar pegawai.

Sedikit persaingan di tempat kerja sebenarnya bisa menjadi motivasi, namun jika budaya persaingan sudah berubah menjadi saling menghancurkan, Anda perlu berhati-hati. Dalam startup yang beracun, Anda sering melihat rekan kerja saling bersaing secara tidak adil, baik dengan mengambil pujian atas pekerjaan orang lain atau bahkan merendahkan rekan kerja mereka sendiri demi mendapatkan perhatian atasan. Budaya kerja yang demikian akan merusak kerjasama tim dan pada akhirnya membuat lingkungan kerja menjadi tidak menyenangkan.

Related Posts

Jenis-jenis akar termodifikasi dan contoh tumbuhan yang menggunakannya

waroengmedia.com – Dalam dunia botani, akar merupakan bagian penting pada tumbuhan yang fungsinya menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah serta memberikan penyangga struktur. Namun, beberapa tanaman telah mengembangkan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Tidak akan pernah ada Pilkada Gubernur di Yogyakarta, ini sejarah dan aturan yang berlaku

Tidak akan pernah ada Pilkada Gubernur di Yogyakarta, ini sejarah dan aturan yang berlaku

5 Fakta kasus remaja di bawah umur yang disomasi pejabat gara-gara dikirimi video tak senonoh

5 Fakta kasus remaja di bawah umur yang disomasi pejabat gara-gara dikirimi video tak senonoh

Menantu-mertua seperti ayah dan anak, momen Sule dan Mahalini masak mi ini jadi sorotan

Menantu-mertua seperti ayah dan anak, momen Sule dan Mahalini masak mi ini jadi sorotan

7 Momen bahagia Frank Hutapea anak Hotman Pari dan Winona Delany Tandra saat upacara Sangjit

7 Momen bahagia Frank Hutapea anak Hotman Pari dan Winona Delany Tandra saat upacara Sangjit

Minta bantuan AI balas chat dosen, mahasiswa ini malah asal copas dan endingnya bikin malu sendiri

Minta bantuan AI balas chat dosen, mahasiswa ini malah asal copas dan endingnya bikin malu sendiri

Ulasan serial Netflix Sex Education, mengupas seksualitas dengan humor dan hati

Ulasan serial Netflix Sex Education, mengupas seksualitas dengan humor dan hati