Jumat, 15 November 2024, laga Indonesia kontra Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta digelar dengan suasana lebih hemat. Meski masih ada penonton tanpa tiket yang berhasil masuk, namun jumlahnya berkurang signifikan dibandingkan pertandingan sebelumnya.
Ketua Umum PSSI Eric Thohir melaporkan, jumlah penonton yang keluar atau menggunakan tiket palsu pada laga ini turun signifikan hingga berkisar 2.500, jauh lebih sedikit dibandingkan laga melawan Australia yang mencapai 10.000. Penurunan tersebut diyakini berkat kerja keras semua pihak untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan yang lebih baik di lapangan.
Inovasi yang diterapkan seperti penggunaan teknologi pengenalan wajah dan Garuda ID sebagai syarat pembelian tiket mulai menunjukkan hasil positif. Namun, masih terdapat tantangan untuk menurunkan angka tersebut.
Pada laga pertama melawan Australia, jumlah penonton tanpa tiket yang masuk SUGBK mencapai angka yang luar biasa yakni lebih dari 10.000 orang. Situasi ini tidak hanya berdampak pada kenyamanan, namun juga cenderung membahayakan keamanan stadion.
Laga melawan Jepang menunjukkan perubahan signifikan. Berdasarkan data PSSI, penonton pesta prom tersebut turun signifikan hingga mencapai 2.500 orang. Eric Thohir menyebut hal ini merupakan pencapaian besar dalam upaya meningkatkan keamanan dan kenyamanan stadion.
Foto: Instagram/@timnasindonesia
“Untuk pertandingan melawan Australia, duplikat tiket mencapai lebih dari 10.000. Namun pada laga melawan Jepang angkanya turun menjadi 2.500. Ini adalah langkah yang luar biasa, meski masih ada ruang untuk perbaikan,” kata Eric dengan cemerlang. jaringan dari bola.net.
Eric menegaskan, upaya ini bukan hanya sekedar mengurangi kerugian bisnis akibat tiket palsu, namun lebih pada menjaga keselamatan penonton. “Ini adalah masalah keamanan. Jumlah ini harus bisa kita turunkan, minimal di bawah seribu, agar semuanya lebih aman,” imbuhnya.
Pada laga melawan Jepang, PSSI dan PT Garuda Sepakbola Indonesia (GSI) memperkenalkan ID Garuda sebagai syarat utama pembelian tiket. Teknologi pengenalan wajah juga diterapkan untuk memastikan penonton yang hadir memang memiliki tiket resmi. Meski masih terdapat kebocoran, langkah ini dipandang sebagai awal yang baik untuk mengatasi masalah tiket palsu. Teknologi ini akan terus dikembangkan untuk hasil yang lebih baik di masa depan.
Eric Thohir juga mengapresiasi kerja sama berbagai pihak termasuk FIFA, AFC, Polri, dan TNI untuk menciptakan kondisi yang lebih kondusif di stadion. “Terima kasih kepada semua pihak yang membuat permainan ini aman dan nyaman,” ucapnya.
Meski jumlah penontonnya berkurang, namun pengalaman penonton di tribun masih menjadi perhatian. Beberapa penonton dengan tiket resmi mengeluhkan kursinya diambil oleh penonton tanpa tiket. “Saya duduk, tapi saat saya kembali dari toilet, tempat duduk saya sudah ditempati orang lain,” kata salah satu penonton yang enggan disebutkan namanya.
Kemacetan akibat penonton yang tidak memiliki tiket juga terlihat di tribun barat. Tangga yang seharusnya menjadi jalan keluar berubah menjadi kursi darurat. Bahkan, beberapa penonton berdiri di depan stand media dan menghalangi pandangan wartawan.
Pengurangan jumlah pengamat lulusan dari 10.000 menjadi 2.500 menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya meningkatkan keamanan. Namun masih ada tantangan yang harus diatasi, termasuk memastikan tidak ada lagi kursi yang terisi oleh penonton yang tidak memiliki tiket.
Laga selanjutnya melawan Arab Saudi pada Selasa 19 November 2024 akan menjadi ujian tambahan bagi PSSI. Dengan dukungan teknologi dan kerjasama semua pihak, kami berharap suasana di dalam stadion semakin mudah dan aman bagi semua orang.