waroengmedia.com – Pengguna Facebook Anas Baihaqi menceritakan pengalaman uniknya menjadi pelatih magang di sebuah sekolah vokasi manajemen perkantoran. Ketika ia mencoba mengajarkan pelajaran Excel kepada siswa, ia terkejut karena anak-anak yang diajarnya tidak mengerti.
Terlihat siswa kelas 3 SMK “Manajemen Administrasi” yang diajarnya masih belum dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Faktanya, perhitungan dasar mereka pun tidak dapat menyelesaikannya.
“Tadinya mau ajarkan fungsi excel sederhana seperti SUM, AVERAGE, MIN, MAX, COUNTIF, dan lain-lain. , antara 6 dan 8, mereka bilang tidak tahu. Mereka bilang tidak suka pelajaran matematika,” tulisnya di Facebook, Minggu (6/10), seperti dikutip waroengmedia.com dari Anas Baiqahi.
Berasal dari Bagian Tata Usaha Biro, seharusnya ilmu ini dipelajari dengan baik.
Foto: Facebook/ Anas Baihaqi
Tak hanya itu, Anas ingin memberikan tes kepada peserta magang bagaimana cara mengucapkan angka 101.500 dalam bahasa latin dengan benar.
Foto: Facebook/ Anas Baihaqi
“Wah, saya suruh mereka membaca 101.500 dan mereka masih kesulitan membacanya,” ujarnya.
Anas yang masih tertarik dengan kemampuan murid-muridnya, melanjutkan untuk mengikuti tes lagi. Antara lain meminta untuk membuat presentasi Powerpoint. Dia menugaskan topik kepada setiap anak untuk dipresentasikan.
Jangan lupa Anas sudah memberikan petunjuk cara google materinya. Namun materi yang dicobanya kepada penonton tidak terisi dengan baik. Sebaliknya, mereka mencari di Google apa yang mereka temukan ke dalam buku dan kemudian memasukkan kembali materi tersebut ke dalam komputer.
Foto: Facebook/ Anas Baihaqi
“Kemudian saya minta mereka membuat presentasi Powerpoint dengan topik yang saya berikan. Masing-masing dari mereka saya beri topik tersendiri. Saya ceritakan ke Google materinya. Saya tunggu sampai besok, saya selesai. Ternyata mereka sedang mengerjakannya. topik itu. Artikel di Google, menulis materi dengan pensil di kertas kosong, lalu mengetik ulang catatan di Powerpoint,” tulisnya.
Tak hanya pekerjaan administratif yang kurang, Anas menilai para pemagang kurang memiliki etos kerja yang baik. Anas kerap memergoki pekerja magang dengan kaki terangkat ke atas meja, menari TikTok di ruang KKN, bahkan tertawa terbahak-bahak di lobi kantor.
Seringkali mereka meletakkan kaki di atas meja, menari Tik Tok di ruang pelayanan masyarakat, tertawa terbahak-bahak di lobi kantor, tertidur di ruang kerja, dan sebagainya, ujarnya.
Terlepas dari semua keadaan yang dialami Anas, ia tetap bingung dan kecewa dalam mengejar keunggulan pada siswa yang dipimpinnya.
“Sebagai mentor mereka, saya terkejut mengetahui mereka mempunyai potensi besar yang bisa dikembangkan dan diperkuat,” ujarnya.
Unggahan Ana tentang pelatihan magang SMK administrasi menarik perhatian warganet. Beberapa orang menyarankan untuk menelepon guru Anda.
“Minta gurunya datang, beritahu siapa dia,” tulis Ervin Dwijaya di akun tersebut.
“Dari apa yang saya amati, kita tidak bisa mengharapkan mereka mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.” Itu sebabnya petunjuknya perlu benar-benar detail dan jelas tentang mana yang salah dan mana yang benar. Dan kita harus mengendalikannya. Kami memberikan instruksi. Kalau soal tata krama, sebaiknya langsung katakan apa yang salah dan apa yang benar. Jika tidak, kita tidak bisa mengharapkan orang lain memahaminya. ,” tulis akun WK Gunnia.
“Anak-anak bukan satu-satunya pedagang kaki lima di sana..masih banyak masyarakat yang tersebar di nusantara,” demikian kisah Abdurahman Salih.